untuk benda kecil itu

baru saja tiga hari yang lalu aku kembali mendapatkan sebuah kotak, isinya sebuah benda kecil yang artinya sangat besar, aku buka dengan perlahan, aku yakin isinya pasti dia, sebuah yang menjadi salah satu penerang jalanku menuju berbagai mimpi itu, aku buka perlahan, aku liat dia menyala dan tersenyum, aku mengintip dan tersenyum, sudah lama ku nantikan sebuah kotak yang akan dikirimkan Tuhan lagi, yang isinya aku yakini dia, tiga hari yang lalu Tuhan mengirimkannya kepadaku, aku buka lagi, aku ingin meraihnya tapi aku takut, aku takut ketika aku raih dia, dia pergi, pergi untuk waktu yang sebentar, untuk sebulan duabulan, untuk setahun tapi jangan, untuk selamanya? aku mohon Tuhan jangan. dia masih menyala, lama aku tidak melihatnya memberikan cahayanya kepadaku, aku sangat merindukannya, aku meraihnya, aku ceritakan tentang kumbang yang indah, tentang kumbang yang berhasil merebut hatiku, tentang sebuah kumbang yang benar-benar mengambil perhatianku, lalu ia bercerita tentang kumbangnya, hahaha sudah biasa ia seperti ini, tapi aku senang,
akhirnya kuceritakan juga kepadanya tentang kumbang ini, memang bukan dia menjadi orang yang pertama, seharusnya memang dia, tapi kotak itu hilang, benda kecilnya juga hilang dan cahaya di dalamnya benar-benar lenyap kurang lebih empat bulan lamanya. aku mengambil benda kecil tersebut dari kotak itu, aku harap tidak akan ada kotak lagi yang membatasi aku dengan benda kecilku ini, kemudian ku letakkan ia di sebuah tempat bersama benda kecil yang lainnya, masih ditempatnya yang dulu, masih ditempatnya ketika pertama aku melihatnya sebagai benda kecil yang bermakna, lalu malam ini, cahayanya seperti meredup kembali, aku mencoba mempertahankan cahaya itu, aku menoleh dan memastikan memang masih dia yang menempati tempatnya itu, sampai kapanpun, tempatnya tidak akan diisi orang lain, berderet benda kecil yang harus tahu bahwa kumbang indah itu merebut hatiku, dia yang terakhir, dia yang kini redup, hahaha lalu aku meneteskan air mata, tolol. benda kecil itupun tidak menghiraukanku, cahayanya perlahan redup tapi masih sedikit ada, dia masih ada di deretan benda kecil lainnya, sudah ku katakan sampai kapanpun ia akan terus tetap disitu, sampai kapanpun. 

aku habis berjalan di sebuah taman, taman yang penuh dengan taman orang lain, aku mengunjungi tamannya dan melihat apa yang ia lakukan disana, masih berbekas, kemudian aku menemukan, aku menemukan pancaran cahayanya kepada pemilik benda kecil lainnya, aku iri, ia memancarkan cahaya yang begitu terang, tanpa si pemilik tersebut menunggu bahkan menunggu sampai habis harapannya, seperti aku yang menunggu selama empat bulan ini, bayangkan! aku hanya menunggu untuk sebuah benda kecil yang sangat cocok kuberitahukan soal kumbang indah ini, kumbang indah yang meluluhkan hatiku, aku menunggu cahayanya, aku memang ingin bercerita ketika cahayanya redup, tidak! ketika tidak ada cahayanya yang dipancarkan kepadaku, tapi percuma, dia tidak akan melihatnya, tidak akan mendengarnya. hahaha tolol. aku merindukannya, merindukan ia yang memancarkan cahaya terangnya, agar aku tidak buta untuk mencari keberadaannya, agar aku bisa langsung meraihnya disaat aku meneteskan air mata karena kumbang itu, disaat aku tersenyum karena kumbang itu, atau disaat hatiku hancur karena benda kecil lainnya, atau hanya untuk bermain dengannya, seperti biasa. benar-benar merindukannya. jaraknya? dekat. sangat dekat. cahayanya yang terasa sangat jauh, sudah ku katakan, rasanya seperti buta. 

kotak yang kemarin telah aku buka, yang isinya ada didalamnya, kini aku raih, bukan lagi kotak itu yang muncul sendiri, tapi aku yang mengambilnya, kotak yang empat sisinya menutupi benda kecil kesayanganku ini, cahayanya sudah mulai redup, aku letakkan ia kembali di dalamnya, tidak tahu berapa lama ia akan disitu, ia akan terbataskan dinding denganku, berapa lama aku harus menunggu cerita-ceritaku agar dapat dilihat oleh cahayanya. aku kembali ke taman itu, aku melihat ada si pemilik benda kecil ini, bukan yang pertama, kemudian aku mendekatinya, pemilik benda kecil ini kemudian mengungkapkan betapa berharganya cahaya benda kecil ini untuknya, sebenarnya juga untukku. ku katakan, aku akan mengirimkan cahaya benda kecil ini kepadamu, sebagai sebuah bingkisan karena hari jadimu kemarin, agar kamu tidak akan jauh darinya, agar kamu selalu bisa bersamanya, agar kamu dapat bercerita tentang hidupmu kepadanya, apa yang terjadi kepadamu setiap harinya, aku hanya tidak ingin cahayanya hilang kepadamu, seperti apa yang terjadi kepadaku.

kamu si benda kecil yang berarti besar, kamu akan selalu ada di deretan benda kecil yang ada dihidupku, kamu yang selalu kembali dan mengatakan jangan membuangku, lalu aku bingung, aku tidak pernah membuangmu, terpikirkan sekalipun saja tidak. kamu yang selalu mematikan cahayamu tiba-tiba, kemudian aku selalu mencari cara agar dapat diberikan cahayamu lagi, jika sudah lelah, aku berdiam diri, dan berserah agar cahayamu akan bersinar lagi, kenapa cuma tiga hari? kenapa kemudian redup kembali? kali ini redup pun aku meletakkanmu di kotak itu, kotak yang memberi sekat antara kamu dan aku. jangan pernah berhenti sinarmu untuk jalan mimpi-mimpiku, tempatmu akan selalu menjadi tempatmu di hidupku, kamu adalah benda kecil yang akan selalu menjadi tempat terhebat dari kisah-kisahku, dari kumbangku, kumbang yang aku kejar, aku kejar dan meluluhkanku, kapan? kapan sinarmu menerangiku lagi? kapan? kapan? aku bisa mematikan dan menghidupkan cahayamu sesukaku? kapan? kapan? kapan? cahayamu berubah menjadi panas ketika aku memainkanmu, ketika aku bersenda gurau dengan mematikan dan menghidupakan cahayamu?

maaf, aku meletakkanmu dikotak itu, aku tidak berniat membuangmu, aku tidak berniat menggeser cahaymu, aku tidak berniat sekalipun untuk menjauhkan tempatmu, aku hanya capek jika harus memegangmu dengan cahaya mu itu, kemudian tiba-tiba mati, terkadang redup terkadang langsung gelap. ketika cahayamu memang kuat sinarnya untuk menerangi jalan-jalan mimpiku lagi, lakukanlah. dulu bahkan biasanya kamu melakukan itu, aku yakin sekarang kamu juga pasti akan melakukannya, tapi aku tidak tahu kapan, mungkin disaat aku hancur atau disaat aku sudah buta untuk cahayamu dan yang lainnya. tapi aku tidak menolak, aku menunggu, aku hanya capek meminta dan menunggu, kali ini aku berserah dan menunggu, itu beda. jangan pernah mematikan cahayamu di pemilikmu yang lain, cahayamu telah mati dikumbangmu yang dulu, aku berharap cahayamu akan menyala lagi untuk kumbangmu yang dulu, kumbang itu baik untukmu, kamu baik untuknya, bagiku dan banyak yang lain, jangan pernah kamu memberi sekat untuk dirimu dan pemilikmu yang lain, karena apa yang mereka rasakan, akan sama persis seperti yang aku rasakan. 



-untuk benda kecil itu-

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

One Direction Blog Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger